Laporan
Praktikum : Perbanyakan Tanaman
PERBANYAKAN SECARA GENERATIF
(BUDIDAYA
TANAMAN JAGUNG)
Oleh:
Aser Y.K.Nerotouw
0431 1311 049
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2015
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Jagung di
Indonesia merupakan bahan pangan penting sumber karbohidrat kedua setelah
beras. Di samping itu juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku
industri . Jagung yang berkembang di Indonesia saat ini memiliki kelemahan dari
segi nutrisi. Perbaikan kandungan protein pada jagung sangatlah penting untuk
daerah-daerah yang mengkonsumsi jagung sebagai makanan pokok dan bahan untuk
ternak.
Jagung
merupakan salah satu tanaman yang dapat melakukan penyerbukan silang tetapi
juga dapat melakukan penyerbukan sendiri. Darwin membuktikan bahwa penyerbukan
sendiri pada jagung akan menghasilkan produksi yang rendah dan tanaman tidak
dapat tumbuh tinggi, padahal penyerbukan sendiri memiliki vigor yang normal.
Selain itu, varietas-varietas jagung yang ada di Indonesia memili-ki sifat biji
yang keras karena dikembangkan dalam rangka proteksi terhadap serangan hama
penyakit.
Berdasarkan
temuan-temuan genetik, antropologi, dan arkeologi diketahui bahwa daerah asal jagung adalah Amerika
Tengah (Meksiko bagian selatan).
Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini 10.000 tahun yang lalu, lalu
teknologi ini dibawa ke Amerika
Selatan (Ekuador) sekitar 7000 tahun yang lalu, dan mencapai daerah
pegunungan di selatan Peru pada 4.000 tahun yang lalu. [1] Kajian filogenetik menunjukkan bahwa jagung budidaya (Zea mays
ssp. mays) merupakan keturunan langsung dari teosinte (Zea mays ssp. parviglumis). Dalam
proses domestikasinya, yang berlangsung
paling tidak 7.000 tahun oleh penduduk asli setempat, masuk gen-gen dari
subspesies lain, terutama Zea mays ssp. mexicana. Istilah
teosinte sebenarnya digunakan untuk menggambarkan semua spesies dalam genus Zea, kecuali Zea mays ssp. mays.
Proses domestikasi menjadikan jagung merupakan satu-satunya spesies tumbuhan
yang tidak dapat hidup secara liar di alam. Hingga kini dikenal 50.000 kultivar jagung, baik yang terbentuk secara alami maupun
dirakit melalui pemuliaan tanaman.
Provinsi penghasil
jagung di Indonesia : Jawa Timur : 5 jt ton; Jawa Tengah : 3,3
jt ton; Lampung : 2 jt ton; Sulawesi Selatan: 1,3 jt ton; Sumatera
Utara : 1,2 jt ton; Jawa Barat : 700 – 800 rb ton, sisa lainnya (NTT,
NTB, Jambi dan Gorontalo) dengan rata-rata produksi jagung nasional 16 jt ton per
tahun.[5]Produsen jagung terbesar saat ini adalah Amerika Serikat
(38,85% dari total produksi dunia), diikuti China 20,97%; Brazil 6,45%; Mexico
3,16%; India 2,34%; Afrika Selatan 1,61%; Ukraina 1,44% dan Canada 1,34%.
Sedangkan untuk negara-negara Uni Eropa sebanyak 7,92% dan negara-negara
lainnya 14,34%. Total produksi jagung pada tahun 2008/2009 adalah sebesar 791,3
juta MT.
Selain
sebagai bahan pangan dan bahan baku pakan, saat ini jagung juga dijadikan
sebagai sumber energi alternatif. Lebih dari itu, saripati jagung dapat diubah
menjadi polimer sebagai bahan campuran pengganti fungsi utama plastik. Salah
satu perusahaan di Jepang telah mencampur polimer jagung dan plastik menjadi
bahan baku casing komputer yang siap dipasarkan.
B.
Tujuan
Praktikum
Adapaun Tujuan Dari
Praktikum ini diantaranya
a. Mahasiswa
Dapat mengetahui dan mengamati petumbuhan dan prkembangan tanaman jagung
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Klasifikasi Tanaman Jagung
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selai gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika
Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika
Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain
sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung
bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa
genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil
bahan farmasi.
Berikut ini adalah klasiikasi
tanaman jagung Menurut Anonim DKK 1971.
Kerajaan :Plantae
(tidak termasuk) :Monocots
(tidak termasuk) :Commelinids
Ordo :Poales
Famili :Poaceae
Genus :Zea
Spesies :Z. mays
Varietas : Golden Boy
B. Morfologi Tanaman Jagung
Jagung
merupakan tanaman semusim
(annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama
dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap
pertumbuhan generatif.
Ø
Tinggi Jagung
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun
tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang
dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah
hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat
menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki
kemampuan ini.
Ø
Struktur Akar
Akar
jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun
sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa
muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga
tegaknya tanaman.
Ø
Struktur Batang
Batang
jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak
seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat
sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah
daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak
mengandung lignin.
Ø
Struktur Daun
Daun
jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun
terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada
yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang
khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis
berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi
defisit air pada sel-sel daun.
Ø
Struktur Bunga
Jagung
memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu
tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku
Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang
glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa
karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga
betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan
pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol
produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul
dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai
varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5
hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).
C. Syarat Tumbuh Jagung
Jagung di Indonesia kebanyakan ditanam di dataran
rendah baik di tegalan, sawah tadah hujan maupun sawah irigasi. Sebagian
terdapat juga di daerah pegunungan pada ketinggian 1000- 1800 m di atas
permukaan laut. a. Tanah Tanah yang dikehendaki adalah gembur dan subur, karena
tanaman jagung memerlukan aerasi dan drainase yang baik. Jagung dapat tumbuh
baik pada berbagai macam tanah. Tanah lempung berdebu adalah yang paling baik
bagi pertumbuhannya. Tanah-tanah berat masih dapat ditanami jagung dengan
pengerjaan tanah lebih sering selama pertumbuhannya, sehingga aerasi dalam
tanah berlangsung dengan baik. Air tanah yang berlebihan dibuang melalui
saluran drainenase yang dibuat dinatar barisan jagung. Kemasaman tanah (pH)
yang terbaik untiik jagung adalah sekittir 5,5 - 7,0. Tanah dengan kemiringan
tidak lebih dari 8% masih dapat ditanami jagung dengan arah barisan tegak lurus
terhadap miringnya tanah, derigan maksud untuk mencegah keganasan erosi yang
terjadi pada waktu turun hujan besar, b. Iklim Faktor-faktor iklim yang
terpenting adalah jumlah dan pembagian dari sinar matahari dan curah hujan,
temperatur, kelembaban dan angin. Tempat penanaman jagung harus mendapatkan
sinar matahari cukup dan jangan terlindung oleh pohon-Pohonan atau bangunan.
Bila tidak terdapat penyinaran dari matahari, hasilnya akan berkurang. Temperatur
optimum untuk pertumbuhan jagung adalah antara 23 - 27 C.
D. Teknik Budidaya Tanaman Jagung
Benih Benih diambil hanya dari tanaman dan tongkol
yang baik dan sehat saja. Pilihlah tongkol-tongkol yang besar, barisan biji
lurus dan penuh, tertutup rapat - oleh kelobotnya, dan cukup tua. Dari
tongkol.-tongkol terpilih, pisahkanlah biji-biji kecil yang terdapat pada
bagian pangkal dan ujung dari tongkol. Hanya biji yang rata besarnya dan sehat
saja diambil sebagai benih. Bila jumlah tongkol terpilih sangat terbatas, dapat
juga digunakan semua biji yang terdapat pada tongkol tersebut. Benih harus cukup
sehat dan kering, bertenaga tumbuh lebih dari 90%, murni dan bebas dari
kotoran. Pada dewasa ini terdapat benih-benih varitas unggul yang cocok untuk
dataran rendah dengan umur dipanen (110 hari), seperti, Harapan, Metro, Bogor
Composite-2 dan yang berumur ,genjah adalah: Penjalinan, Genjah, Kretek, Genjah
Kertas, Bogor Comopsit-10, dll dan untuk.dataran tinggi adalah: Bastar Kuning,
Bima, Pandu Kimia Putih" Rocol dan lain-lain., Waktu tanam. Waktu tanam
yang baik adalah sebagai berikut: a. Ditegalan, jagung ditanam pada musim
labuhan/ permulaan musim hujan yaitu. pada bulan September/Nopember. Pengerjaan
tanah hendaknya dilakukan jauh sebelumnya, sehingga tanah dalam keadaan siap
tanam. Pada waktu hujan sudah mulai turun. Kelambatan penanaman jagung labuhan
sampai dengan bulan Desember mengakibatkan tanaman menderita serangan penyakit
bulai (Downy mildew) yang berat dan dapat mengakibatkan kegagalan total.
Penanaman jagung ditegalan dapat pula dilakukan, pada musim. marengan/saat
musim hujan hampir berakhir, pada bulan Februari - April. b. Ditanah sawah
biasanya jagung ditanam dalam tiga musirn yaitu pada musim labuhan, sebelum
padi musim penghujan ditanam, pada musim marengan setelah padi musim penghujan
dipanen dan juga pada musim kemarau. Untuk peneneman musim labuhan sebaiknya
digunakan varitas Genjah atau varitas unggul agak dalam yang dipungut muda,
sehingga tersedia cukup waktu untuk persiapan penanaman padi sawah. Cara
bertanam dan pemeliharaan tanaman. a. Pengolahan tanah: Pada waktu pengolahan,
keadaan tanah hendaknya tidak terlampau basah tetapi harus cukup lembab
sehingga mudah dikerjakan, dan tidak lengket, sampai tanah menjadi cukup
gembur. Pada tanah-tanah berpasir atau tanah ringan tidak banyak diperlukan
pengerjaan tanah. Pada tanah-tanah berat dengan kelebihan air, perlu dibuat
saluran penuntas air. Pembuatan saluran dan pembumbunan yang tepat dapat
menghindarkan terjadinya genangan air yang sangat merugikan bagi pertumbuhan
tanaman jagung. Pengolahan tanah untuk jagung labuhan harus tepat dan cepat
dapat dilakukan karena hujan kadangkala datang lebih awal. Bilamana tidak
sempat untuk mengerjakan tanah secara keseluruhan karena waktu tanam mendesak,
maka pengerjaan tanah dapat dilakukan hanya pada barisan yang akan ditanami
saja sedalam 15 - 20 cm sampai tanah menjadi cukup gembur. Berdasarkan hasil
penelitian pada tanah: latosol dan aridosol cara ini memberikan hasil yang
tidak berbeda nyata dengan pengerjaan tanah yang biasa. b. Jarak tanam Varitas
yang berbeda umurnya mempunyai optimum populasi yang berbeda. Bagi varitas yang
berumur dalam (± 110 hari) seperti Harapan Bogor, Composite populasi optimum
adalah ± 50.000 tanaman/ha, ditanam dengan jarak 100 x 40 cm. dengan 2 tanaman
per lubang atau 75 x 25 cm dengan 1(satu) tanaman per lubang. Varitas yang
berumur tengahan (80 - 90 hari) seperti Panjalinan dan Genjah Kretek, optimum
populasi adalah t 70.000. tanaman/ha, ditanam dengan jarak tanam 75 x 20 cm
dengan 1 (satu) tanaman per lubang. Bagi vartias yang berumur genjah (70 - 80
hari) seperti Genjah Madura, populasi dapat ditingkatkan sampai 100.000
tanaman/ha, bahkan pada tanah yang subur dapat mencapai 200.000 tanaman/ha,
dengan jarak tanam 50 x 20 cm atau 50 x 10 cm dengan 1 (satu) tanaman per
lubang;. Benih ditanam 2 -3 biji per lubang, kemudian diperjarang pada umur 2 -
3 minggu setelah tanam, di mana ditinggalkan tanaman yang tegap dan sehat saja
sehingga mencapai populasi yang diinginkan sesuai dengan jarak tanam yang
digunakan. Dalamnya penanaman adalah 3 cm.
v
Pemeliharaan
Pemupukan.
Tanaman jagung tidak akan memberikan hasil maksimal manakala unsur hara yang
diperlukan tidak cukup tersedia. Pemupukan dapat meningkatkan hasil panen
secara kwantitatif maupun kwalitatif. Pemberian pupuk Nitrogen merupakan, kunci
utama dalam usaha meningkatkan produksi. Pemberian pupuk phosphat dan kalium
bersama-sama dengan nitrogen memberikari hasil yang lebih baik. Tanaman yang
kekurangan unsur nitrogen, akan nampak kerdil, warna daun hijau muda
kekuning-kuningan, buah terbentuk sebelum waktunya dan tidak sempurna: Gejala
kekurangan unsur, phosphat. jelas terlihat terutama pada waktu tanaman masih
muda di mana daun-daunnya berwarna ungu dan akan berubah hijau kembali seperti
biasa bilamana kemudian tanaman-mendapatkan cukup, phosphat.
Penyiangan dan Pembumbunan: Untuk memperoleh
hasil yang tinggi, pertanaman harus bersih dari segala macam tumbuhan/rumput
pengganggu. Salah satu herbisida yang baik untuk memberantas tumbuhan
pengganggu, pada jggung, adalah Gramoxone, yang disemprotkan pada waktu tanaman
berumur 3 dan 5 minggu,masing-masing sebanyak 11/2 liter yang dilarutkan dalam
400 - 500 liter air/ ha. Penyiangan dengan tangan (hand weeding) yang pertama
dilakukan pada umur 15 hari dan harus, dijaga agar, jangan sampai
mengganggu/merusak akar tanaman. Penyiangan kedua dilakukan sekaligus dengan
pembumbunan pada waktu pemupukan kedua: Pembumbunan ini berguna untuk
memperkokoh batang dalam menghadapi angin besar, juga dimaksudkan untuk
memperbaiki drainase dan mempermudah pengairan bilama diperlukan.
III.
METODE
PRAKTIKUM
A.
Tempat
dan Waktu
Praktikum perbanyakan
tanaman ini dilaksanakan di Kel. Gambesi Kota Ternate Selatan. Praktikum ini
dilaksanakan dari bulan Februari – Mei 2015.
B.
Alat
dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cangkul,
parang, meter, alat tulis menulis dan kamera.
Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah benih jagung, pupuk urea, dan air.
C.
Pelaksanaan
Praktikum
Ø Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah menggunakan cangkul
untuk pembuatan bedengan dengan ukuran 1
× 1 meter.
Ø Penanaman
Setelah pengolahan tanah dan
pembuatan bedengan, bedengan dibiarkan selama 1 minggu kemudian dilakukan
penanaman Benih tanaman jagung.
Ø Pemupukan
Pemupukan dilakukan setelah tanaman
berumur 1 minggu setelah tanam (HST). Pupuk yang digunakan yaitu pupuk urea
diberiakan dengan cara hill local atau tugal.
Ø Pemeliharaan
Pemeliharaan meliputi penyiraman,
menyiangan, pembumbunan, penyulaman, dan pengendalian hama penyakit. Penyiraman
di lakukan sore hari. Penyiangan dilakukan untuk mengurangi persaingan antara
tanaman jagung dengan gulma yang tumbuh disekitar tanaman. Pembumbunan
dilakukan untuk membuat tanaman berdiri tegak. Penyulaman dilakukan untuk
menggantikan tanaman yang pertumbuhannya terhambat atau kurang sempurna,
penyulaman dilakukan pada saat tanaman berumur 7 HST.
Ø Pengamatan
Pengamatan
mulai dilakukan saat 7 hari setelah tanam (HST). Pengamatan dilakukan setiap
minggunya sebanyak 5 kali pengamatan untuk tinggi tanaman dan jumlah daun.
D. Parameter Pengamatan
Parameter
pengamatan, untuk tanaman jagung antara lain :
1. Tinggi
tanaman (cm) diukur dari permukaan tanah sampai ujung pucuk
2. Jumlah
daun dihitung jumlah daun yang terbentuk
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Tabel.1,
Pengamatan Tanaman Jagung yamg di lakukan di Kel. Gambesi Kota
Ternate Selatan
Pengamatan
|
Tanaman sampel
|
||||
Minggu I
|
Minggu II
|
Minggu III
|
Minggu IV
|
Minggu V
|
|
Tinggi Tanaman
|
1,5 cm
|
6 cm
|
9 cm
|
11 cm
|
12 cm
|
Jumlah Daun
|
2 Lembar
|
5 lembar
|
8 lembar
|
11 Lembar
|
13 Lembar
|
Panjang Daun
|
5 cm
|
17 cm
|
27 cm
|
31 cm
|
40 cm
|
Diameter Batang
|
0,1 cm
|
0,22 cm
|
0,24 cm
|
0,24 cm
|
0,28 cm
|
Data Primer
yang diolah Tahun 2015
B.
Pembahasan
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam
80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif
dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
Tabel pengamatan di atas menunjukan Tinggi
tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian
antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman
biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan.
Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada
umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini.
Batang jagung tegak dan mudah
terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum.
Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk
roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku.
Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya
memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang
daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang
berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia
Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur
ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel
daun.
Jagung memiliki bunga jantan dan
bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap
kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada
jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan
tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk
sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol.
Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu
tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki
sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari
satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung
cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya
(protandri).
V.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
a.
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun
tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang
dapat mencapai tinggi 6m.
b.
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana
sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang
batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset
c.
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya
memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang
daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang
berambut
d.
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang
terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki
struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret
B.
Saran
Diharapakan Agar kedepannya pratikum ini
dapat dilasanakan dengan baik.dengan memperliat kondisi atau tempat di mana
dilakukan praktek tersebut.
Agar mendapat hasil maksimal, perlu dilakukan perawatan terhadap tanaman
jagung secara maksimal. Terutama dalam penyiraman pada saat masa perkecambahan
dan awal-awal tumbuhnya pohon jagung. Kemudian, penyiangan lebih intensif serta
pengendalian hama ulat yang menyerang daun, batang, dan buah. Agar tanaman
tumbuh baik, dan hasil produksi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Marlina V,
enni.2004.pengaruh pemberian dosis kompos azzola terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman jagung.proposal skripsi progam studi agronomi jurusan budi
daya pertanian fakultas pertanian universitas jambi:jambi
^ James, M. G.. "Characterization of the Maize Gene sugary1,Determinant
of Starch Composition in Kernels". The Plant Cell 7 (4):
417-429.^ Sumber Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia
^http://www.detikinet.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/01/tgl/09/time/091302/idnews/876754/idkanal/317
^ http://www.kontan.co.id/index.php/bisnis/news/37303/Produksi-Jagung-Nasional-Terganjal-Cuaca ^ http://www.grains.org/corn
LAMPIRAN